Adik-adikku Imut
Aku adalah anak kedua dari 4
bersaudara. Bagai di sarang penyamun karena aku cewek sendiri. Ukh! Tapi jika
dengan ada mamak, aku jadi nggak ngerasa sendiri. Haha. Yaiyalah, ada temen.
Alur kelahiran dalam keluargaku
di Bontang unik dan sama, anak pertama cowok, kedua cewek, ketiga cowok.
Hahaaa. Janjian kali ya :P Tapi anak dalam keluargaku sendiri paling banyak, 4
anak.
Ketika Tahta mau punya adik pun,
aku berdoa agar dapat cewek. Alhamdulillah dikabulkan. Maklum, waktu itu aku
belum punya adik dan cewek sendiri di keluarga di Bontang. Sampai adik pertama
dan kedua lahir. Aku tetap merasa sendiri. Mereka cowok semua coy! Padahal
kalau dapat cewek kan, ada teman buat hang out, belanja baju, dandan, dan foto
narsis ala cewek. Lah kalau jalan sama adik cowok, malah aku dikira emaknya.
SIHAL! Giliran aku hang out sama kakak cowok, malah dikira pacaran. Hammmaaakk.
Pengen deh lempar sepatu ke mereka! Nah, giliran mau hang out sama teman,
mereka pada sibuk sama gebetan atau sahabat masing-masing. Kejam banget kadang
hidup ini. Beehhh..
Tapi malam ini, kubuka file foto
di lepi merah. Folder ‘my beloved family’ menggoda untuk dibuka. Ah,
wajah-wajah itu. Kupandangi lekat-lekat. Foto beberapa tahun yang lalu.
Ashar, adik pertamaku yang
sekarang kelas 4 SD. Dia punya bibir tipis dan senyum yang manis. Giginya tak
jauh beda sama aku. Kami mewarisi gen gigi Bapak. Aku menyebutnya, gigi tipe
jendela. Weh, keren juga, ada ventilasinya, mulut jadi nggak lembab.
Watsaaahhh!! Karena gigi seri depan bersela, besar, dan kayak kelinci ahaha.
Sering kami saling ejek. Aku tahu ini sedikit mengganggu, karena sering
mengalihkan perhatian orang ketika berbicara. Makanya kutekankan sama adikku
yang satu ini, meski agak aneh setidaknya kita nggak sendiri. Masih banyak
orang yang seperti kita. Supaya lebih pede, sikat gigi yang rajin. Biar gigi
nggak rata, tapi harus bersih. Enak deh dilihatnya! Senyum pun jadi indah.
Cling!^^ Tapi memang dasarnya anak cowok susah disuruh sikat gigi sebelum
tidur, sampai teriak-teriak suruh dia sikat gigi. Kayak pakai toak deh. Lain
waktu jika dia ada masalah, selalu dibicarakan empat mata denganku. Diakhiri
sebuah pelukan hangat dari Ashar. Tak jarang juga air mata.
Nizar, adik kedua yang balita,
berumur 2 tahun. Aku sering mengamati tetangga yang mempunyai anak cowok,
kebanyakan adiknya adalah jelmaan yang lebih imut lagi dari kakaknya. Dan
memang benar, jika Ashar punya lesung pipi kecil di sudut bibir, nah kalau
Nizar lesung pipi di kedua pipinya. Sukses deh bikin kakaknya ini iri. Aku
nggak kebagian! Aku selalu berusaha menyempatkan membelikannya buku bacaan
khusus balita, karena aku sering membaca, umur segitu kecerdasannya sangat
memukau. Perlahan kujelaskan dengan bahasa sederhana tentang apa saja. Aku
yakin dia mengerti sedikit dan senang melihat yang berwarna dan lucu. Aku
pernah seperti dia, saat keingintahuanku sangat besar tapi terbengkalai.
Aku memang sedikit menyesal tak
punya adik cewek. Tapi setelah melihat foto-foto di dalam folder itu, aku jadi
ngerasa bersalah banget. Meski mereka bukan cewek dan cantik, tapi mereka imut
dan ganteng. Betapa menyesalnya jika aku jauh dari mereka apalagi aku sudah mau
kuliah. Tak bisa merasakannya ilernya Nizar dan cemberutannya Ashar. Tak bisa
bacain cerita buat Nizar.
Demikian halnya dengan kakakku,
Amir. Meski aku cewek, tapi jauh putih dari kakak yang satu ini. Perawatannya
itu loh kayak cewek. Hehehe. Aku sampai terbengong-bengong lihat kosmetiknya.
Hihihi.
Nizar dan Ashar |
Komentar