Talk About MAMA

Aku ingat di hari selepas tanggal 22 Desember tahun 2012. Aku pulang ke Bontang sambil membawa kejutan untuk mama di rumah. Sehelai bunga kertas. Sisa hadiah Hari Ibu yang aku buat bersama teman-teman LDF dan UKM Jurnalistik.

Aku berharap, mama akan sumringah menerima kejutan dariku.

Sampai di rumah, aku mencari yg tepat. Kuberikan bunga itu beserta ucapan yang tertempel di plastik bunga kertas itu.

"Ma, ini ada bunga buat mama!"

Sekonyong-konyong aku langsung memberikan pada mama. Mama hanya senyum tipis. Tidak ada ucapan yang keluar dari bibir beliau. Sampai aku keluar kamar. Nihil balasan.

Ketika aku masuk kamar, mama sudah tidak ada. Kudapati bunga itu tergeletak di kasur.
"Nggak berkesan ya, ma?" Kataku dlm hati. Kecewa. Tapi, aku sudah tahu karakter mama. Mama itu pendiam. Tidak banyak bicara.

Saat aku pertama kali meninggalkan rumah untuk kuliah, mama hanya mengantarkanku sampai teras rumah. Tidak ada kecupan di pipi, pelukan, darinya. Datar. Ia pun memandangku dari teras, melepas kepergian anak perempuan satu-satunya ini dg pandangan dan senyum datar.

---------

Sampai mama meninggal karena sakit yang dideritanya, aku sadar mama itu sebenarnya penyayang. Dan itu terlihat setiap mama merawat anak-anaknya tanpa banyak bicara. Meskipun tanpa interaksi fisik atau sekedar say 'I love you' kepada anak-anaknya.

Aku paham karakter mama ini tumbuh karena didikan orang tua mama yg keras. Sehingga mama terkadang mengekspresikan perasaannya dg marah dan susah mengekspresikan perasaannya dlm bentuk verbal. Permasalahan dia pendam sendiri alias represi. 

Tapi bagaimanapun, mama adalah mama terbaik yg Allah kirimkan kepadaku. Aku masih inget bagaimana mama menerapkan peraturan ke anak ceweknya ini "tidak ada pakai baju ketat!"

Mama lebih memilih membelikan baju dengan size lebih besar di atasku supaya bisa di pakai hingga besar.

"Kamu itu cepat tinggi dan besar. Jadi mama belikan baju yg besar juga!"

Tak jarang karena ini aku harus melipat-lipat ujung lengan baju agar tanganku tetap kelihatan. Aku sudah memakai baju gombrang sejak kecil. Hehe. Secara tidak sadar mama sudah menerapkan budaya malu padaku.

----------

Ummuka, ummuka, ummuka, Qawlu rasulika. Fi qalbi, fi hulumi. Anti ma’i ya ummi...

“Your mother, Your mother, Your mother” is the saying of our Prophet. In my heart, in my dreams. You are always with me mother...

Rinduu sekali. Milik-Nya semua dan pada akhirnya akan kembali pada-Nya. Dan mama harus tahu, Binti cintaaa banget sama mama karena Allah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Horor Tengah Malam

Binti, Binti, dan Binti