Lomba Horor Tengah Malam



Lomba ituu...
Malam ini aku mendengarkan SK Misteri lagi. Rasanya 7 hari dalam seminggu nggak seru kalau nggak dengerin program misteri ini. Tak ada yang menantang. Hoho. Seperti biasa, penyiarnya 2 orang, cewek dan cowok. Tapi lupa nama mereka :P

 Aku mendengarkan bersama 2 orang sepupu. Tepat jam 11 malam, dimulai dengan suara seram, suara burung hantu. Iihh, Betewe, aku jadi kangen suara burung hantu. Dulu di rumahku sering disinggahi burung hantu. Dulu ketika lingkunganku belum sepadat sekarang. Lalu Ashar, adikku tiba-tiba matikan film 2012 yang sedang ditontonnya dan cepat tidur ketika mendengar suara seram itu. Hahahaa. Padahal aku sudah bilang ngapain takut, kadang ceritanya cuma iseng. Eh dianya tetap pura-pura tidur. Nggak bergerak.

Program misteri yang berlangsung selama satu jam ini, tak selamanya serius. Kadang penelpon nggak serius berbagi cerita.

“Terus mba, di belakang ada putih-putih… HANTU!!!”
“Tuutt..tutt..tuuutt”
Putus.
“Saya dengan teman-teman.”
Tak lama hilang suara.
“Halo, mas? Silakan coba lagi di nomor bla…blaa..”

Kadang saking seringnya, satu jam hanya 2 orang yang serius berbagi cerita. Mas dan mbanya sampai jengkel. Kelihatan dari nada suaranya. Kasihan mas dan mbanya, apa tidak takut ya di studio berdua. Yang kutahu, AC di studio SK FM itu dingin banget. Terus pohon-pohon besar di depan pintu studio, gelap dan menyeramkan. Lampu jalan di Gor PKT juga jauh jaraknya. Aku selalu berdoa semoga mas dan mbanya tidak apa-apa :-D

Aku senang mendengar cerita misteri macam begitu. Berhubung Alhamdulillah, aku jarang melihat yang begitu. Sekaligus ingin mendengar tempat-tempat seram di sekitar Bontang. Contohnya di depan Bontang Plasa, trotoar Bontang Kuala, jalan sekitar Stadion Mulawarman  or GOR PKT, bundaran Hotel Sintuk, sekolah dasar, rumah-rumah penduduk di Teluk Pandan, jalan poros Bontang-Sangata, belakang mesjid Al Hijrah, atau di Kampung Baru. Sampai abang-abang yang sering pulang tengah malam, sering ditebengi makhluk halus di jok belakang.

Ada lomba yang tak pernah kulupakan. Lomba yang lain sendiri dan maksa banget dibikin sehari. Lomba CC Anti Narkoba Bontang. Ketika itu bertepatan dengan ulangan semester 1 di Bulan Desember. Biasalah, aku dapat remedi hehe. Jadi sebelum berangkat lomba aku harus remedi dulu. Jam 10 pagi aku berangkat dengan teman sekelas yang ikut juga, Puspita. Tempat lombanya di gedung Ainia Rasyifa di Tanjung Laut. Ternyata masih anak SMP yang lomba penyisihan. Gedung penuh dengan anak SMP dan SMA yang numplek jadi satu. Waktu kami belajar sangat terbatas, mengingat tabrakan dengan ulangan semester. Aku sampai harus mencuri waktu di jam istirahat sekolah. Selagi mereka bertarung, tak lupa setiap pertanyaan yang mereka dapatkan dan jawaban mereka yang benar, aku dan teman-teman hapalkan. Materi SMP dan SMA sama. Kami diberi satu buku fotokopian untuk dihapalkan. Ya, satu buku dihapalkan!! Dan lomba CC ini bukan kelompok yang menjawab, tapi individu maju ke depan. Mantap memang.

Sudah 3 waktu solat yang telah kami kerjakan, sholat zuhur, ashar, dan magrib. Namun lomba untuk SMA belum juga di mulai. Baru pukul 7 malam, aku dan teman-teman yang mewakili SMAN 1 Bontang bertarung melawan 3 sekolah. Alhamdulillah menang, dan masuk semifinal. Awalnya kami kira bakal dilanjut besok. Setelah tanya ke panitia, ternyata dilanjut sampai final. Woooooooo!!! Ini udah jam berapa mas?? Udah jam 8 malam dan masih penyisihan SMA. Katanya sih, gurunya yang mau, jadi panitia ngikut. Huuufffhh.

Sekitar jam 10, lomba final SMP berlanjut. Kami nge-jogrok di pinggir panggung. Ngantuk, capek, kedinginan, bau, dan menyedihkan. Tapi tetap ceria!! Baru sekitar jam 12 malam, kami naik ke panggung untuk final. Entah masih hapal materi atau nggak, pokoknya maju. Apalagi aku yang pertama maju, deg-degan. Alhamdulillah bisa menjawab. Aku juga senang, juri sering memberikan nilai tinggi untuk kami, dari poster sampai yel-yel. Juri ujung kiri pun aku kenal, itu si Bepe! Makasih loh mas. Hehe.

Peserta kanan kiri mulai mengantuk, tak jarang yang menguap dan matanya merah. Benar-benar tak jauh beda dengan kami. Hanya satu grup yang sangat bersaing, SMA Vidatra!! Aku tahu teman-teman capek dan ngantuk, di panggung kami berusaha saling menyemangati yang lain saat tak bisa menjawab. Sebuah tepuk bahu dan tos tangan sampai senyum dan ketawa tak pernah lepas. Aku sangat merasakan suasana persahabatan ini. Menjaga kekompakan. Kadang kami juga saling mengingatkan materi yang terlupa. Karena harus berjuang sendiri menjawab pertanyaan di depan. Sampai pertanyaan UU Narkoba yang penuh dengan pasal-pasal kami hampir menyerah. Materi yang paling belakang itu sedikit kami sentuh. SMA Vidatra sukses menjawab. Dasar anak pasal! Hehe

“Put your hands up! Put your hands up!”

Sambil mengangkat tangan ala 2PM di videonya, Hands Up. Tengah malam, semangat tak luntur dong. Kami bertekad, kami sudah capek seharian di sini, kami harus menang. Alhasil, kami juara 2. Juara 1 itu tuh, anak pasal-pasal, SMA Vidatra hoho. Congrats!

Kami senang banget! Tapiiii… ada yang mengusik kegembiraan kami. Ini sudah kembali pagi alias dini hari. Kami harus membelah malam dan pulang ke rumah. Besok pagi kami sekolah lagi. Kabar buruk, Hera kecelakaan! Astaghfirullah, bibirnya robek! Padahal besok dia harus ikut karantina Duta HIV.

Hal itu tentu saja menambah ketakutanku. Kutengok jalan raya di depan gedung. Sepi. Gedung ini saja yang ramai. Aku menelpon Ayah, tapi tidak diangkat. Pasti sudah tidur. Akhirnya aku minta tolong Angga untuk nganter sampai rumah. Tapi dengan halus dia menolak, dia benar-benar capek. Aku pulang sendiri karena tak ada yang sejalur ke KM 6. Terbayang suara-suara di SK Misteri dan pengalaman horror.

Parahnya lagi aku tidak membawa jaket. Sama sekali tak terpikirkan karena kukira lombanya cepat.
Dengan berbekal doa dan keberanian aku membelah pagi yang masih gulita. Sejauh 8 Km, aku dan motorku merongrong santai dan mantap. Meski mata mengantuk dan kedinginan aku harus sampai rumah. Sembari berdoa semoga yang aneh-aneh tak muncul atau motor trek-trekan. Alhamdulillah, ‘mereka’ dengan senang hati tak menampakkan diri di depanku atau sekedar nebeng di jok motorku. Makasih ya Allah.

Setiap mengingat kejadian itu, aku merasa Allah sangat baik padaku. Menjaga setiap laju motor dan pandanganku. Mengingat aku melewati jalan yang kudengar di radio sering ada penampakan, misalnya depan Yabis dan Bontang Plasa. Tapi aku yakin mereka ada, bahkan melihatku. Tapi aku selalu tenang dan menganggap mereka makhluk Allah yang juga mencari tempat di Bumi-Nya.

Sebagai anggota Palang Merah Remaja (PMR) tentu sebelumnya menjalani orientasi untuk membentuk mental. Ketika itu di SMP dan SMA, 2 sekolah yang menjadi tempat belajarku ini terkenal dengan angker dan sering kesurupan. Alhamdulillah, aku tak pernah menjumpai yang aneh-aneh J Meski bulu kuduk merinding hehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Talk About MAMA

Binti, Binti, dan Binti