Behind Scene Of My SNMPTN Tulis (2)

Suasana kamar asrama

Sekarang perjalanan Bontang-Samarinda terasa begitu menyenangkan. Karena aku bisa menyetel lagu kesukaanku sepanjang jalan di dalam mobil. Dari yang nge-scream sampai yang mellow. Mamak pernah protes.

“Lagu apa ini?”, kata mamak

“Yaa… namanya juga anak muda”, bapak pun membela. Hoho

Alhasil tak ada mabuk. Adanya malah menikmati pemandangan dan asyik bernyanyi lirih. Kalau keras bikin keselek ahaha. Maklum nggak pinter nyanyi eh.

Selama di Samarinda, aku menginap di asrama putri Bontang. Tidur harus berbagi di kasur. Akhirnya tidur di kasur juga. Tau nggak? Di kamar aku tuh tidur di atas karpet. Haha. Kamarku sempit karena banyak barang kalau di kasih kasur makin sempit. Udah gitu tidur sama 2 sepupu. Mau minta beliin kasur lipat, tapi ndak enak sama bapak. Udah latian duluan nih, tidur di lantai hahahaa. Selain aku, ada Gina, Maulid, dan yang lain. Mandi angkat air, makan bikin sendiri/beli di luar, cuci baju dengan air hujan. Aku sih udah biasa. Udah di suapi begituan di PMR dan OSIS.
Selepas TO Poltekkes. Meski ikut TO, tapi nggak jamin lolos juga. Buktinya aku! Whahahahah. Gapapa. Kan cadangan --
Pose depan asrama

Mba-mba yang asyik masak keroyokan di dapur asrama. Orangnya? Sensor :p


Berangkat ke tempat ujian di antar Mba Fifi. Aku dapat di gedung fakultas ekonomi. Dapat di kelas. Alhamdulillah. Gina dan Maulid dapat di gor. Kasian. Nggak ada bangku. Pasti capek. Hari pertama sempat salah tulis identitas. Kena teguran. Cerewet juga ih pengawasnya. Alhamdulillah tes potensi akademik dan bidang studi dasar bisa ngerjain. Nggak sempurna sih. Mau ngerjain semua juga nggak yakin bener. Nggak mau dapat nilai minus. Pulangnya jalan kaki ke asrama. Sekalian jalan-jalan siang. Hihihi. Tambah item.


Tentu saja sebelumnya aku harus menghapal labirin jalan kampus. Awalnya sukses bikin tersesat. Aku, Gina, Maulid, dan Maya pernah mencoba jalan-jalan ke luar kampus dan menghapal jalan Samarinda. Pulangnya kebingungan tapi berbekal ingatanku jalan asrama, akhirnya kami bisa sampai di asrama. Hore!! Joget-joget gaje di kamar. Pokoknya bangga banget deh bisa memecahkan labirin jalan kampus. Hehe. Lebay.

Hari pertama,kena teguran karena pinky bag-ku sedikit menghalangi jalan. Hari kedua, baru dapat soal eeehh kena teguran lagi. Peraturannya soal nggak boleh di buka. Aku iseng baca soal terbalik samar-samar dari bagian belakang, nebak-nebak bacaan apa ini, kuangkat dikit. Yaa ketahuan deh.

“Jangan di buka ya. Jangan di buka sampai bel berbunyi.”

“Eh tapi aku kan nggak buka, Pak”, protesku dalam hati. Aku iseng gresek-gresekin kertas. Karena sunyi, jadi kedengaran ke seantero kelas.

“Anda mengerti nggak sih? Nggak boleh di buka sebelum bel!”

Seketika aku jadi kepiting rebus. Malu. Semua mata menengok ke aku, penasaran apa yang terjadi.

“Bapak bikin malu aku. Pasti di pikiran mereka aku ini curang. Enak aja! Aku nggak bukaaaaaaaa… Aku cuma gresek-gresekin sampulnya aja kok. Cerewet banget!!!”, Aku mengomel sepanjang buletin LJK. 

Saking jengkelnya, aku melakukan kebiasaanku di SMA dulu. Kalau lagi bĂȘte, nyoret meja, bikin status macem-macem. Jadilah penuh dengan omelanku sembari mengerjakan soal.





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Horor Tengah Malam

Talk About MAMA

Binti, Binti, dan Binti