Berbagi Rumah
Di rumahku memang rameh. Cukup
besar. Alhamdulillah. Aku pun tidak tinggal sendiri. Ada kakak Bapak dan om.
Kamar di belakang kadang di kira kos-kosan. Padahal bukan hehe.
Dulu aku tidur di kamar sendiri
sebelum kakakku pindah ke kamar belakang. Aku leluasa melakukan apapun di
kamarku. Bahkan aku pernah lari ke luar kamar sambil menangis tiba-tiba karena
mendengar kucing mengeong. Hahaha. Tapi sejak kelas 5 SD aku harus berbagi
kamar dengan kenalan Bapak, cewek. Namanya Mba Puji. Dia kerja lapangan.
Bolak-balik Sangatta-Bontang. Pembalap sekali dah pokoknya.
Awalnya sih aku enjoy karena ada
teman ngobrol. Bisa pinjam lepinya dan printer. Tapi lama-lama nggak nyaman.
Kadang nelpon sampai tengah malam, saat waktunya aku tidur. Sampai bau
parfumnya yang sedikit bikin aku pusing.
Lumayan lamalah dia numpang di
kamarku. Aku jadi jengkel. Dan kurang ngerasain yang namanya ruang privatku.
Tapi akhirnya mbanya pindah dan cari kosan lain. Tapi cerita berbagi kamarku
tak berhenti sampai situ saja. Kakak bapakku alias pakde datang beserta
keluarganya ke Bontang. Menginap di rumahku pada tahun 2007. Aku hapal tahunnya.
Aku mesti berbagi kamar dengan
kakak sepupuku. Kemudian tahun 2011 datang adik sepupuku. Dia cari pekerjaan di
Bontang. Karena cewek otomatis pasti sekamar denganku juga. Karena kamarku
nggak cukup besar nampung orang dan barang untuk 3 orang. Makanya aku memutuskan
untuk tidur lesehan di lantai beralaskan karpet dan mereka setuju. Dengan
begitu, kamarku kulihat cukup luas. Tapi kadang, habis bangun tidur badanku
sakit semua. Tak jarang juga badanku jadi gatal-gatal. Ayah menawarkan untuk
membelikan kasur, tapi aku menolak.
Sebagaimana Negara pastinya ada
peraturan untuk warganya. Tak jauh beda dengan rumah, ada kepala negaranya juga
kan. Ayahku raja dan Mamakku ratu di rumah. Setiap orang yang nginap di rumah
harus mematuhi peraturan. Karena bagaimanapun, mereka selain keluarga inti
hanyalah menumpang. Jadi harus patuh pada perintah.
Tak jarang Mamakku ngomel-ngomel
ini itu dengan mereka. Pernah kejadian, motor atas nama Mamak ditukar motor
yang lebih baru sama adik sepupu. Nggak bilang sama Mamak dulu. Padahal motor
itu hanya dipinjami bukan dikasih. Budeku juga biasa masak dan bersih-bersih
rumah. Aku bantu juga sih. Seneng juga, jatah bersih-bersihku dulu jadi agak
berkurang hehe.
Kemarin, mamakku ngomel lagi,
karena adik sepupuku itu pulang terlambat dari kerjaannya, seharusnya pulang
jam 4 seperti halnya karyawan. Tak hanya sesekali tapi sering. Ayahnya yang
bantu Bapak nggak bilang ke Mamak. Mamak murka. Mamak takut kalau ada apa-apa.
Bagaimana pun Mamak ratu di rumah, jadi harus tahu kemana penghuninya pergi
apalagi cewek. Ini rumahku, bukan rumah mereka, bukan juga kos-kosan, bisa
pulang pergi seenaknya. Aku aja pulang terlambat aja kena interogasi, apalagi
mereka kan.
Aku bisa melihat kejengkelannya. Di
omeli? Siapa yang ndak jengkel. Aku juga jengkel kok. Tapi kita mesti menilik
ke dalam diri. Egois. Kadang kita lupa ada kesalahan yang terselip di sana. Aku
minta maaf kadang mamakku ngomong nyakitin hati. Ya, anggap saja ini kasih
sayang dengan cara yang berbeda. Tapi ayolah tetap sadar diri, di sini beliau
adalah ratu di rumah ini.
Dari sekian kejengkelanku. Kadang
aku harus bersyukur pada mereka. Sejak lahir Nizar, mereka sering jagain saat
Mamakku harus mijit. Ajak jalan ke luar. Ajak main sehingga aku bisa melakukan
hal kesukaanku di kamar. Bikin makanannya Ashar. Dan masih banyak yang
lain.
Selain mesti berbagi kamar, aku
juga mesti berbagi motor dengan sepupu-sepupuku. Hidup bareng itu kadang menjengkelkan.
“Haaa…nelpon pacar tengah malam.
Ini bukan wartel oi!” Ngejek aku yang nggak punya pacar haaha.
“Aku mau keluar. Ya motor dipake!
Gimana sudah nih?” Sengkel (baca: jengkel)
Tapi kadang menyenangkan.
Dengerin SK Misteri ada yang nemenin. Bersih-bersih rumah ada yang nemenin
juga. Bisa gantiin belanja ke pasar. Hehe.
Ambil hikmahnya aja.
Hhmmm…Hitung-hitung sudah latihan sekamar bareng kan. Hhoho. Kuliah masih mau
kamar keroyokan?? Aku masih memperhitungkan. Mungkin beberapa bulan di asrama,
abis itu pindah ke kosan sendiri. Aku ingin mendapatkan ruang privasiku J
Komentar