Ending Sebuah Perkenalan

Teman-teman kelas X
Teman2 yang menemani selama 2 tahun, kelas XI dan XII
Pengurusan ijazah tinggal menunggu hari. Ada yang sabar menunggu. Ada yang marah-marah karena lama banget.

“Syarat daftar ulang kurang nih!”
“Sabar dong! Kita juga belum dapet.”
“Tapi kan daftar ulangmu masih lama, plen!”
“Hoho.”

Aku senang banget bisa bertemu dengan teman-teman SMA di awal-awal MOS SMAN 1 Bontang tahun 2009. Wajah-wajah baru dan tentu saja dengan cerita yang baru juga. Tiga tahun bersama membuat hari-hari tak sepi. Ada saja yang mengapa ketika bertemu menepuk bahuku serta memelukku ketika cobaan berat mendatangiku.

“Aku yakin. Kamu bisa, Bin! Sukses di IPA ya.”
“Jangan nangis ya, Bin. Aku tau kamu kuat.”

Tertawa di depan kelas bareng teman-teman gokil. Salah satunya Bennita, Yola, dan Tika. Tiga orang dengan tawa dan canda yang unik juga. Tapi kebanyakan aku sih yang jadi bahan ketawaan. Loh?? Kasian dong. Megap-megap kepedasan makan Maicih berbagai level dengan uang patungan anak kelas. Bersih-bersih kelas sampai malam hari. Main sindir-menyindir di kelas. Rebutan cowok rajin buat gabung di kelompok. Sampai hampir mengibarkan bendera peperangan dengan beberapa kawan. Adu argumen untuk menentukan kata sepakat di buku tahunan. Bicara seru tentang berbagai kekonyolan beberapa guru. Tertawa terpingkal-pingkal sampai menangis dan perut keram. Bersyukur ketika guru nggak masuk kelas tapi di lain waktu marah-marah karena gurunya cuti terlalu lama. Kangen! Hahaa. Bosan liburan panjang karena kangen sekolah. Inginnya sekolah tapi santai. Ciaahh..

Kalian banyak mengajarkan arti persahabatan yang tak kujumpai di rumah. Arti cinta yang sederhana.
Satu persatu kawan meninggalkan Bontang untuk kuliah di luar kota. Kalian di sana, aku di sini. Ada rasa sedih yang menyeruak di dada. Sepi mulai menyergap. Aku nanti ketawa sama siapa? Hanya sama kalian aku bisa leluasa bercanda tanpa takut kalian tersinggung. Aku juga baru sadar, aku yang pendiam bisa bercanda juga. Dan itu spontan di hadapan kalian.


Masa SMA adalah masa yang paling indah. Hmm... Mungkin aku pernah merasakannya :) Yang sadis juga pernah.




“Kok kamu tambah item?”
“Dagumu item.”
“Masa gitu aja nggak bisa?”
“Udah deh. Kamu nggak usah ikut campur. Kamu nggak tahu apa-apa!”
“Gampang nemuin Binti itu. Pokoknya cari aja yang pendek, bongsor!”
“Kamu aja yang ke sana. Aku capek!”
“Ngapain kamu tanya aku? Tanyalah sama dia.”
“Aku kemarin nggak datang. Banyak acara.”

Kapan lagi bisa ngerasain yang namanya tersinggung, marah, kecewa, sedih, dan berbagai macam emosi dari perkataan yang serba nyelekit gitu? :p Itung-itung melatih mengolah emosi dan belajar menempatkannya dengan benar :P

Aku harap kalian tak berubah. Tak berubah ramahnya. Tak lama membalas SMS meski kalian tak tahu atau tak mau tahu bahwa aku diam-diam merindu. Kalaupun tak SMS, aku pasti titip rindu dalam sujud-sujudku untuk kalian. Aku harap juga kalian tak melupakan namaku dari sekian nama-nama teman baru kalian dan setumpuk hafalan kuliah. Ah, jadi pengen nangis di pojokan. Hihiks.

Semoga kita bertemu dengan membawa kesuksesan :D Aku pasti sangat merindukan kalian ;(

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Horor Tengah Malam

Talk About MAMA

Binti, Binti, dan Binti