Muslimahpreneur Perindu Surga
The
more you give your dollars to the needy,
the
more dollars God the Almighty gives you, with charm.
The
more you don’t give, maybe the more God the Almighty gives you too,
but
He gives pain within your dollars
(kutipan
pidato Phillipus Brown dalam novel Bulan Terbelah di Langit Amerika)
E
|
nterpreneur tidak lain wujud manusia penuh ide
brilian. Seni berkontribusi dalam bidang ekonomi kreatif. Bagaimana
entrepreneur Indonesia? Saat ini, kontribusi yang paling lemah dari sektor
kekayaan karena jumlah pengusaha di Indonesia hanya 1,8 persen dari populasi
penduduk. Menurut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan, jumlah pengusaha di
Amerika Serikat sebesar 11 persen dari jumlah penduduk, Cina 12 persen,
Singapura 8,4 persen. Indonesia masih membutuhkan banyak pengusaha. Kehadiran
pengusaha bisa menjaga stabilitas perekonomian sekaligus membuka banyak
lapangan pekerjaan.
Sepak
terjang track record pembisnis
akhir-akhir ini banyak merekam ingatan buruk di benak masyarakat. Masih lekat
di ingatan, bagaimana banyak pengusaha yang lalai melunasi tanggung jawab atas
dampak perusahaannya bagi masyarakat sekitar perusahaannya. Lumpur Lapindo
misalnya. Mental pengusaha yang melarikan diri ini sungguh menyesakkan.
Kemudian, pengusaha yang bermain nakal di pasaran dan cenderung mengambil
keuntungan sebanyak-banyaknya tanpa memerdulikan lingkungan. Kepekaan sociopreneurship (pemberdayaan) sejati
hilang.
Tidak
hanya muslim yang harus menjadi pengusaha, namun sudah saatnya muslimah ikut
berperan dalam hal ini. Menunjukkan aksi dan kreativitasnya. Menjadi bagian
penyumbang peningkatan dari 1,8 persen jumlah pengusaha di negara mayoritas
menganut agama rahmatan lil alamin
ini.
Pembisnis Perindu
Surga
Bisnis
yang baik adalah bisnis yang bisa menyelesaikan masalah umat. Pembisnis yang
tidak hanya berorientasi pada keuntungan duniawi yang di kejar, surga akhirat
pun menjadi list dalam genggaman. Mengutip
ulasan di novel apik Bulan Terbelah di Langit Amerika karya pasangan suami
istri Hanum Salsabila Rais dan Rangga Almahendra. Business
is love made visible. Membangun bisnis itu adalah perwujudan cinta yang
sebenarnya. Cinta kepada sesama manusia, cinta terhadap alam semesta, dan
penciptanya. Business profit doesn’t
result from what we get, but from what we give. Keuntungan bisnis bukan
berasal dari apa yang kita peroleh, tapi dari apa yang telah kita berikan. Ini
tak hanya berlaku dalam dunia bisnis, tetapi juga merefleksikan sisi terbaik
dari manusia. Ya, seni terindah dari sisi kemanusiaan adalah kedermawanan hati,
yang tak menuntut ditilik oleh manusia lain.
Setiap
calon muslimahpreneur harus bersikap proaktif sejak memulai usaha. Dalam buku The 7 Habits of Higly Effective People
dijelaskan, proaktif adalah sikap menjemput peluang yang ada, tidak sekadar
menunggu peluang datang. Terlebih dalam bisnis kuliner khususnya, persaingan
berjalan begitu ketat. Muslimahpreneur menjalin silaturahim, mempunyai
pertemanan yang luas, aktif mencari info bazaar, dan ikut komunitas seperti
komunitas Tangan Di Atas (TDA) dan Student Entrepreneurial Community di FISIP
Unmul.
Muslimahpreneur
Cerdas
Merebaknya
pengusaha muslimah bak bunga-bunga di musim semi. Dari hal-hal sepele misalnya
kerajinan tangan, pakaian muslimah. Di saat dunia fashion muslimah naik daun,
jilbab dikenal baik dimana-mana dengan segala bentuk model tutorialnya. Maka,
munculnya komunitas hijab syar’i yang meluruskan dengan menampilkan tutorial
syar’i. Sampai detik ini pun, tren pakaian muslimah yang panjang dan lebar,
masih berdenyut. Panggung Indonesia Fashion Week 2015 pun tidak asing dengan jilbaber
yang hilir mudik.
Kreativitas
muslimah cerdas sungguh tidak diragukan lagi. Realitas bebicara di sini. Tampilnya
kosmetik halal menjawab pertanyaan muslimah yang ragu akan kehalalan dan
keamanan kosmetik. Bingung akan perlengkapan shalat yang sesuai usia anak, bisa
memunculkan ide membuat sajadah dan peralatan khusus sang buah hati dari Lilik
Istiqomah. Lainnya, bisa menjadi pemenuhan kebutuhan konsumen akan sense of art dari sebuah produk toples
Aliifah Mahdy. Saat muslimah ragu akan keamanan mengomsumsi mi, muncul produk
mi sehat bebas zat aditif yang sehat bagi tubuh dan kantong dari Rina Septiani.
Kemudian, geliat boneka muslimah yang membuat anak-anak perempuan diajarkan dan
dikenalkan dengan jilbab. Sarana eduktif islami dari seorang Ririn Mustika. Memproduksi
buku-buku Islami oleh penulis produktif Asma Nadia. Usaha souvenir tanaman hias
yang digagas oleh Baiq Dewi. Atau saat muslimah bingung memakai kebaya ketat,
muncul pakaian muslimah etnik Dian Pelangi yang colorful dan banyak pilihan. Gamis
syar’i Zahidah dari Aisyah Amatullah. Sampai produk Melangit dengan jargonnya ‘Support You To Syar’i’.
Bahwasanya
pangsa pasar kebutuhan umat sangat beragam. Sebenarnya bisa menjadi celah untuk
berbisnis dan berdakwah. Karena sekali lagi, bisnis itu baik ketika memberikan
kontribusi serta solutif bagi umat. Mengingat begitu banyak kemudahan berbisnis
di jaman sekarang karena di sokong oleh akses internet. Dalam hal belanja di
media online, dikutip dari the-marketeers.com, konsumen cenderung lebih
terencana dan mau bersusah payah mencari informasi dan penawaran terbaik.
Potensi ini bisa dimanfaatkan oleh banyak muslimahpreneur.
At least, muslimah harus berani menjadi
pembisnis. Kenapa? Setiap wanita pasti menginginkan kehidupan yang mapan.
Sekaligus melatih dan mengembangkan potensi dengan menjadi wanita, istri, dan
bahkan ibu yang mandiri. Senantiasa hanya bergantung pada Rabb-nya. Jika suami
tempat istri bersandar tidak lagi di sisi, bahkan anak yang orang tuanya
meninggal, mereka bisa lebih survive
menatap masa depan.
Seperti
Khadijah ra., perempuan mandiri, istri yang paling dicintai Rasulullah
sekaligus seorang muslimahpreneur sejati. Akan selalu tumbuh bunga-bunga
muslimahprenueur cerdas melihat peluang. Tidak mustahil mereka adalah
muslimahpreneur muda Universitas Mulawarman yang kelak menjadi entrepreneur
berpengaruh di antara tokoh dunia masa global ini.
Kalau
memang profit bisa datang seiring kepedulian kita pada umat, tak ada alasan
lagi untuk tidak membangun bisnis yang diridhoi Allah, bukan?
-The winner of Article Competition in Muslimah in Action 2015, Pusdima Unmul-
Komentar