KELAS JAUH @1000_guru_Samarinda

Setelah beberapa kali tabrakan jadwal, akhirnya awal tahun ini bisa ikut bergabung menjadi relawan di komunitas @1000_guru_Samarinda. Bertajuk Teaching and Giving (TnG) #TnG1KelasJauh, meskipun tidak ada sesi traveling. Tidak mengurangi esensi tujuan dari komunitas anak muda peduli pendidikan anak pedalaman ini.

Dusun tempat TnG ini terletak di tengah-tengah kebun kelapa sawit dan hutan belantara ini tidak dialiri listrik dan air bersih. Masyarakat harus menempuh jalan yang jauh untuk sekedar membeli air bersih dan memanfaatkan bantuan genset dari pihak perusahaan untuk mengaliri listrik ke dusun.
SDN 020 “Kelas Jauh” Loa Kulu dibangun sejak tahun 2010 hingga awal tahun ini. Terletak di RT 001 Dusun Sendawar, Kecamatan Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Warga desa bergantian menjadi relawan pengajar untuk murid-murid di sekolah ini yang berjumlah 13 orang, yang terbagi menjadi 6 murid kelas 1, 5 murid kelas 2, dan 2 murid kelas 5. Seorang relawan pengajar lulusan SMA sekaligus warga dusun, Bu Sahdiah. Karena keterbatasan kemampuan jugalah membuat beliau berupaya agar anak didiknya bisa membaca, menulis, dan berhitung.
Sekolah ini tidak bisa meluluskan muridnya karena merupakan ‘anak’ dari sekolah induk di SDN 020 Loa Kulu yang terletak jauh di Desa Sungai Payang. Hanya memiliki satu ruangan saja, bayangkan bagaimana sistem belajar mengajar untuk 3 kelas sekaligus.

Alhamdulillah, menjelang Teaching and Giving, perusahaan kelapa sawit yang berada dekat Dusun Sendawar memberikan bantuan berupa renovasi fisik sekolah. Alhasil, sekolah yang awalnya lusuh tampil lebih baik lagi dan lebih layak. Namun, perbaikan fisik sekolah tidaklah cukup tanpa dibarengi peningkatan SDM tenaga pengajar di sana. Sekolah ini juga berhak memiliki seorang pendidik professional agar adik-adik di sana juga mampu meningkatkan kualitas belajarnya.

Menginjak dusun, adik-adik sudah tidak sabaran keluar kelas. Sesekali kami menyapa dan dihadiahi senyuman canggung mereka. Hehe. Bersama tujuh relawan lainnya yang lulus seleksi, Kak Esya (pemain bola), Kak Deddy (guru, paling tua tapi gampang banget berbaur sama kita), Kak Inggar (guru dan alumnus SM3T di papua tahun kemarin), Kak Irna (sang ahli gizi dan backpaker), Kak Fajar (mekanik), Kak Richa (mahasiswa), dan Kak Echa (presenter TV dan wartawati).
Pengurus @1000_guru_samarinda sangat ramah, bersahabat, dan suka banget semua dipanggil ‘kakak’. Sukses bikin aku bingung, mana yang muda mana yang tua, semua dipanggil ‘kakak’ :P Tapi itulah khas dari komunitas ini, memosisikan diri sebagai ‘adik’.

Selain mengajar, kami juga menyerahkan donasi kepada adik-adik berupa perlengkapan sekolah seperti tas, seragam sekolah, sepatu, alat tulis, tumbler. selain itu baju busana muslim dan membuat perpustakaan mini. Tak lupa, hari Minggu menjadi acara sakral karena untuk pertama kali adik-adik menghafal penuh lagu Indonesia Raya dan upacara bendera.

First Time Off Road
Dari jalan aspal hingga berbatu, rusak serta terjal menjadi kawan perjalanan. Namun tidak menjadi tantangan berarti berkat mobil-mobil off road VES Community Kaltim dan VIESSI Samarinda Otomotive Community. Sekaligus menjadi pengalaman pertama bagiku naik mobil off road. Sopir mobil yang kutumpangi kebetulan karyawan Cevron, sangat ramah dan sangat mendukung kegiatan ini. Dan aku baru tahu, VES Community pusat juga bekerjasama dengan @1000_guru pusat. Jadi, kalau dibilang ini sangat sangat membantu menempuh akses yang jauh dan terjal. Mereka malah senang sekali diajak kegiatan sosial bareng anak muda.

Teman-teman dari VES (lebih tepatnya bapak-bapak hehe) turut serta membawa keluarganya, anak istrinya. Mereka tak hanya menyumbang transport tapi juga berdonasi. Di TKP, sembari relawan mengajar, pengurus mempersiapkan segala hal, teman-teman VES berkemah di pinggir lapangan. Dapat banget deh momennya, hehe. Bener-bener ‘quality time’ dan ‘me time’.

“Dimana-mana kalau orang berkendara cari jalan bagus. Ini lewat jalan rusak!”
“Itu sudah sensasinya naik mobil off road. Apalagi kalau hujan.”

Nah, bapaknya malah berdoa hujan. Hehe.

Ketika pulang, kami diajak off road keluar jalan utama kelapa sawit dan sempet nyasar. Hedehh, deg-degan tapi seru!

Berbagi Inspirasi Bersama Anak Negeri
Secara pribadi, aku bersyukur bisa bergabung di kegiatan ini. Baik dari relawan dan pengurus, aku makin belajar banyak dari mereka. Kekompakannya, kreativitasnya, keramahannya, kepedulian, kasih sayang. Dan… berbagai hal yang kucatat baik-baik.

Semoga makin survive komunitas anak muda seperti ini.


Karena terus berkarya dan menginspirasi adalah cara terbaik untuk terus mencintai negeri ini, negeri Indonesia.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Horor Tengah Malam

Talk About MAMA

Binti, Binti, dan Binti