Salah Masuk Markas Primus



Bumble Bee!! Tampilan awal Transformers 7 Pusdima Unmul tahun 2016

Menemani adik-adik akhwat LDK Fisip di agenda ISM





 Ingat Transformers, ingat pengalaman konyol saya ketika daftar Transformers 3 tahun 2012. Saat saya masih kinyis-kinyis bin polos masuk kampus. Namun dari situlah saya mengawali segalanya termasuk memantapkan jalan hijrah, dari masuk Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fisip sampai Pusdima Unmul tahun 2016 J

Pertengahan Tahun 2012…
            Baru beberapa minggu saya bermetamorfosis menjadi seorang mahasiswi di sebuah perguruan tinggi di Kalimantan Timur. Atmosfer welcome mulai terasa di sudut kampus. Ada saja kegiatan yang ditawarkan oleh kakak-kakak tingkat untuk diikuti. Saya memutuskan untuk mengikuti kegiatan Transformers 3 yang digagas oleh Pusat Studi Islam Mahasiswa (Pusdima) kampus.
            Setelah kegiatan perkuliahan berakhir. Saya bergegas untuk mendaftar dan mendapatkan tiket Transformer 3. Saya menuju mesjid kampus. Dengan memakai celana (saat itu masih doyan pakai celana longgar), baju hijau, jilbab putih, dan helm yang masih menempel di kepala, dengan percaya diri dan sendirian datang ke sekretariat Pusdima kampus yang dekat dengan mesjid. Shalat zuhur baru saja usai, dengan memberanikan diri menyapa dengan pede salah satu laki-laki di sana.
            “Kak, kalau mau daftar Transformer dimana ya?” Nanya dengan gaya setengah laki (bawaan anak SMA, harap maklum).
            “Oh, adek ke bagian mesjid yang di sana ya. Nanti ada mbak-mbak yang ngarahin.” Jawabnya ramah sambil menunjuk-nunjuk salah satu bagian mesjid.
            “Hmm…hm…Ok, makasih kak!” Celingak-celinguk cari sosok berjilbab lebar tapi tetap saja nggak kelihatan.
            Astaghfirullah… setelah beberapa langkah menuju parkiran motor. Saya baru sadar kalau itu markas khusus anak mushola yang laki-laki. Atau bahasa kerennya ikhwan mushola alias pria-pria mushola (primus). Arrghhh!! Pantesan tidak ada nongol satupun muslimah di situ karena bukan zona akhwat.
            “Mbak-mbak di rohis nggak ngasitau kalo gini. Beda sekolah, beda di kampus juga ternyata.” Gerutu saya. Sebal.
            Lain kali, saya harus pandai melihat situasi lingkungan baru. Dan semoga saja tidak ada yang mengenal wajah polos saya saat itu. Untungnya juga pakai helm. Jadi wajah saya lumayan aman tertutupi. Tapi saya tidak berani memakai baju hijau itu lagi. Saya museumkan. Takut ada yang kenal.
            “Itu loh muslimah yang kemarin nyasar ke markas ikhwan”.
            Duh, Malunya gak ketulungan. Sumpah! Wkwkwk.

Tahun 2017…
            Tiap melihat sekretariat Pusdima bawaannya langsung jengg…! Flashback ke pengalaman salah markas primus itu. Meski akhirnya takdir mengharuskan saya selalu mampir bolak-balik karena harus syuro. Atau sekedar nunggu akhwat lain sambil duduk manis di bawah pohon jati atau depan MAF makan semangka, sibuk ngitungin motor mobil yang muter karena portal deket Masjid Al Fatihah ditutup karena hari libur. Hahaha…  

            Nah, itu pengalamanku, kalau kamu apa? :D

 -----------------

 Silakan lihat penampilan Pusdima Unmul di PAMB Universitas Mulawarman 2016: https://www.youtube.com/watch?v=Solz6YSD6OM


Serta dokumentasi spektakuler Transformers 7 Pusdima Unmul: https://www.youtube.com/watch?v=4RR6ZUManRM&t=34s


Don't forget untuk ikut acara keren tahunan dari Pusdima Unmul ini ya! ;D

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lomba Horor Tengah Malam

Gambar
Lomba ituu... Malam ini aku mendengarkan SK Misteri lagi. Rasanya 7 hari dalam seminggu nggak seru kalau nggak dengerin program misteri ini. Tak ada yang menantang. Hoho. Seperti biasa, penyiarnya 2 orang, cewek dan cowok. Tapi lupa nama mereka :P  Aku mendengarkan bersama 2 orang sepupu. Tepat jam 11 malam, dimulai dengan suara seram, suara burung hantu. Iihh, Betewe, aku jadi kangen suara burung hantu. Dulu di rumahku sering disinggahi burung hantu. Dulu ketika lingkunganku belum sepadat sekarang. Lalu Ashar, adikku tiba-tiba matikan film 2012 yang sedang ditontonnya dan cepat tidur ketika mendengar suara seram itu. Hahahaa. Padahal aku sudah bilang ngapain takut, kadang ceritanya cuma iseng. Eh dianya tetap pura-pura tidur. Nggak bergerak. Program misteri yang berlangsung selama satu jam ini, tak selamanya serius. Kadang penelpon nggak serius berbagi cerita. “Terus mba, di belakang ada putih-putih… HANTU!!!” “Tuutt..tutt..tuuutt” Putus. “Saya dengan teman-te
Baca selengkapnya

Talk About MAMA

Gambar
Aku ingat di hari selepas tanggal 22 Desember tahun 2012. Aku pulang ke Bontang sambil membawa kejutan untuk mama di rumah. Sehelai bunga kertas. Sisa hadiah Hari Ibu yang aku buat bersama teman-teman LDF dan UKM Jurnalistik. Aku berharap, mama akan sumringah menerima kejutan dariku. Sampai di rumah, aku mencari yg tepat. Kuberikan bunga itu beserta ucapan yang tertempel di plastik bunga kertas itu. "Ma, ini ada bunga buat mama!" Sekonyong-konyong aku langsung memberikan pada mama. Mama hanya senyum tipis. Tidak ada ucapan yang keluar dari bibir beliau. Sampai aku keluar kamar. Nihil balasan. Ketika aku masuk kamar, mama sudah tidak ada. Kudapati bunga itu tergeletak di kasur. "Nggak berkesan ya, ma?" Kataku dlm hati. Kecewa. Tapi, aku sudah tahu karakter mama. Mama itu pendiam. Tidak banyak bicara. Saat aku pertama kali meninggalkan rumah untuk kuliah, mama hanya mengantarkanku sampai teras rumah. Tidak ada kecupan di pipi, pelukan, darinya. Datar. Ia pun me
Baca selengkapnya

Binti, Binti, dan Binti

Gambar
Hi, my name is Binti :D Aku terlahir sebagai anak kedua dari empat bersaudara. Anak paling ganteng. Bahahaa. Maksudnya anak cewek sendiri. Hehe. Merasa istimewa karena terlahir pada saat tahun baru masehi tahun 1994. Lebih istimewa lagi, tanggal lahirku sama dengan tanggal lahir mamakku. Kompakan ceritanya neh ^^v Tapi jujur ya. Aku nggak suka dipanggil ‘mba’ sama teman-teman sebaya. Merasa paling tuhak atau malah tampang ibu-ibu ya? Bahahaaaa. Kalau ini mah keterlaluan kali, masih ABG gini dipanggil Ibu. “Heik? Apa?” pake muka heran jelek. Nggak terima. “Karena kamu dewasa!” Ya Allah… Dewasa sih dewasa. Tapi nggak usah sampai panggil mba kali. Justru ketika mereka memanggil namaku yang kusuka, aku merasa dihargai dan disayang. “Mba Bin!” Nggak noleh. “Binti!” Baru noleh. Back to the poin. Dulu aku tak tahu arti dari sebuah nama. Aku hanya mengerti kalau namaku, Binti. Begitu orang-orang memanggilku. Dari lahir sampai SD tak ada yang mengol
Baca selengkapnya